Sabtu, 12 Agustus 2017

Sering Begadang Membuat Orang Mudah Cemas

merasa cemas dalam menjalani kehidupan ini. Rasa cemas ini mampu terjadi oleh adanya beberapa hal , entah itu alasannya ada duduk perkara langsung , pekerjaan , atau pun alasannya faktor yang lainnya. Akan tetapi , aktivitas tidur yang tidak teratur juga ternyata ikut andil juga untuk memicu timbulnya rasa cemas pada seseorang.

Terdapat sebuah penelitian terbaru yang memperlihatkan bahwa orang yang terlalu sering begadang atau kurang tidur , akan cenderung lebih mudah merasa cemas kalau dibandingkan dengan orang yang tidur sempurna waktu (cukup tidur). Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dari Cognitive Therapy and Research di Binghamton University ini ternyata menemukan bahwa orang yang biasa tidur terlambat akan lebih mudah untuk berpikiran negatif.
begadang membuat cemas
Orang yang merasa cemas via boyetthealth.com
Sebuah penelitian tersebut diketuai oleh psikolog Jacob A. Nota dengan melibatkan 100 partisipan. Dari banyaknya partisipan tersebut , mereka diminta untuk menjawab pertanyaan mengenai aktivitas tidur mereka sekaligus dengan rasa cemas yang dirasakannya. Dari 100 partisipan tersebut , diketahui bahwa rata-rata partisipan tidur pada pukul 1 dini hari , beberapa partisipan tidur pada pukul 10 malam , dan beberapa lagi tidur pada pukul 5 pagi.

Setelah dianalisa , peneliti menemukan bahwa orang yang begadang dan sering terlambat untuk tidur ternyata memiliki fatwa yang negatif dan mudah merasa cemas. Semakin lama dan semakin sering seseorang menunda waktu tidurnya , maka akan semakin sering pula mereka untuk mencicipi kecemasan. Perlu untuk diketahui juga bahwa rasa cemas yang tinggi dapat dialami pula oleh seseorang yang kurang tidur.

Apakah Anda penasaran kenapa aktivitas tidu dekat kaitannya dengan kecemasan? Hal ini alasannya seseorang yang kurang tidur akan mensugesti bab otak yang berjulukan prefrontal cortex. Bagian otak yang satu ini sangatlah sensitif terutama terhadap kurangnya tidur dan berkaitan dengan fatwa negatif. Akan tetapi , hasil penelitian tersebut juga belum benar-benar yakin apakah kurang tidurnya seseorang yang memicu fatwa negatif atau fatwa negatiflah yang mengakibatkan seseorang merasa kesulitan untuk mampu tidur.

Untuk mengetahui mana yang lebih sempurna , kami kira jawabannya terdapat pada Anda yang mengalaminya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar